BISNIS POKER - Larsson melihat gadis-gadis 'setengah' sekarang 'bebas' untuk memilih siapa yang mereka ingin menikah daripada menyerah pada 'membeli'.
"Pengantin perempuan di sini tidak berarti bahwa perempuan properti dapat dijual, dipasok, dan kemudian membeli tanpa pandang bulu. Mereka mendirikan sejak lahir di dunia. Kita dilahirkan tidak untuk mencari tahu apa orang identitas mereka dan ambisi mereka, tetapi untuk taat dan melayani suami, "jelas Larsson.
Meskipun tradisi kuno ini telah diubah oleh teknologi dan krisis ekonomi, namun tetap menjadi salah satu cara utama keluarga Romani diperkenalkan satu sama lain, di mana mereka secara ekonomi dan sosial didistribusikan diskriminasi.
Agen Poker - Untuk 'dijual' ke harga tinggi, pengantin wanita harus perawan dan seorang juru masak yang baik. "Gadis Kalaidzhi perawan ketika mereka menikah pertama kalinya. Itu adalah yang paling penting karena akan membawa banyak uang," kata Pepa.
"Jika seorang gadis 'dijual' tidak perawan, mereka akan memanggil pelacur muda oleh kami atau seorang wanita tidak dihormati," ibunya, Vera, menimpali.
Agen Domino - Larsson menemukan peristiwa pasar pengantin tradisional yang unik ini. Meskipun mengesankan 'menjual' anak, tetapi pemuda itu dilarang pelukan, ciuman dan undangan untuk bertemu dengan gadis-gadis Kalaidzhi.
Jika Anda ingin bertemu, mereka harus memiliki izin dari orang tuanya. Dan pertemuan harus berlangsung di rumah gadis dengan pengawasan orang tua mereka.
Agen BandarQ - Pengantin pria akan membayar rata-rata US $ 290 (sekitar US $ 3,7 juta) untuk US $ 350 (sekitar 4,5 juta dolar AS) untuk pengantin mereka. Tapi harga mungkin lebih tinggi.
Pepa, misalnya. Vera Larsson mengatakan bahwa putrinya telah 'menawarkan' ke $ 3.500 (sekitar 46 juta) dari sebuah keluarga. Untuk Rosi, Vera juga mendapatkan harga yang lebih tinggi.
Domino Online - "Tapi aku tidak ingin 'membuang' mereka. Saya senang jika pemuda untuk harga yang lebih tinggi di pasar gaun pengantin. Ini berarti bahwa kedua anak perempuan saya yang indah," kata Vera.
